Dampak Hutang terhadap Stabilitas Fiskal dan Keseimbangan Ekonomi Nasional

Feb 14 2025

Dampak Hutang terhadap Stabilitas Fiskal dan Keseimbangan Ekonomi Nasional
Defisit Keseimbangan Primer dan Rasio Utang terhadap Pendapatan

Salah satu indikator utama dalam mengukur keberlanjutan utang adalah defisit keseimbangan primer, yaitu selisih antara penerimaan dan pengeluaran negara di luar pembayaran bunga utang.


Pada tahun 2020, defisit keseimbangan primer mencapai -4,1% akibat pandemi, yang memaksa pemerintah untuk meningkatkan pinjaman secara drastis. Meskipun pada 2024 defisit ini berkurang menjadi -0,1%, beban pembayaran utang yang besar masih menjadi tantangan utama bagi stabilitas fiskal Indonesia.


Selain itu, rasio utang terhadap pendapatan pemerintah mengalami peningkatan drastis:

  • 📉 2014: 168,27%

  • 📉 2019: 244,16%

  • 📉 2024: 319,45% (proyeksi 2025: 320%)


Dengan 17,8% dari pendapatan negara pada 2024 hanya digunakan untuk membayar bunga utang, ruang fiskal pemerintah untuk membiayai pembangunan semakin terbatas.


Penggunaan Utang: Infrastruktur dan BUMN, Tapi Apa Hasilnya?

Sebagian besar dana utang dialokasikan untuk:


  • ✅ BUMN, dengan investasi pemerintah ke BUMN sekitar Rp154,5 triliun pada 2025. Namun, beberapa BUMN karya seperti Waskita dan WIKA mengalami kerugian besar, sehingga muncul pertanyaan mengenai efektivitas investasi ini.

  • ✅ Pembangunan infrastruktur, yang seharusnya meningkatkan daya saing ekonomi, tetapi belum menunjukkan dampak yang sebanding dengan nilai investasinya terhadap sektor logistik dan produktivitas nasional.


Hasilnya, proyek-proyek yang dibiayai oleh utang negara belum memberikan return ekonomi yang signifikan, sementara beban utang terus meningkat.

Bagikan berita ini